Putu Ebo and Bands

Artikel berikut adalah re-post dari blog saya yang lama hilang. Atas permintaan beberapa sahabat, saya tampilkan kembali agar dapat menjadi kenang-kenangan…

Dulu saya anak band. Sejak SMP sampai selesai kuliah telah membentuk kurang lebih 25 band. Sekarang saya hanyalah seorang musisi rumahan. Genjrang-genjreng di rumah untuk dinikmati sendiri dan keluarga. Tapi, sejujurnya sampai sekarang tidak tertutup kemungkinan untuk bermain musik -manggung- lagi seperti dulu. Tergantung kesempatan dan kemampuan menyiasati waktu. Maklum, menjadi musisi bukan pilihan profesi saya pada masa sekarang. Hobi saja.

Artikel ini ditulis karena saya suka mengenang masa lalu. Kali ini saya coba meng-kronologi band-band yang pernah saya bentuk. Walau saya tidak ingat semua runutan kisah.. Beberapa kisah band benar-benar blur dalam ingatan saya. Saya bahkan lupa nama-nama teman yang pernah saya ajak nge-band.

Tulisan ini telah mengalami pembaharuan. Beberapa alinea awal yang panjang tentang 'Dunia Musik Era 80an di Bali’ saya hilangkan - Saya pikir, bagian tersebut akan saya jadikan artikel berbeda belakangan -. Selamat menikmati. (Update 26 Maret 2015)

Nama saya Putu Ebo, saya tinggal dan tumbuh di Denpasar. Berikut ini adalah beberapa Band yang pernah saya ingat bergabung di dalamnya:

SMP 2 Denpasar

Ini sekolah SMP-ku (1986-1989). Sebuah band baru selalu dibentuk pada setiap angkatan di bawah estra kulikuler Seni Musik bimbingan Ibu Dhamayanti dan mas Bogy Prasetyo (my first Bass Guitar guru). Inilah band pertama-ku, nggak ada nama khusus untuk tiap band yang terbentuk kecuali ‘band kelas 2' sewaktu aku kelas 2 dan berubah nama jadi ‘band kelas 3' pada tahun berikutnya. Band ini dibentuk untuk ngisi acara tiap acara di sekolah, ulang tahun sekolah, acara pameran, lomba-lomba dan acara perpisahan. Band ini bubar setelah kami tamat SMP…

  • Gitar: Kadek Aryate
  • Gitar: Panji Astika
  • Kibor: Jayen
  • Drum: Wah Adnyana
  • Bass: Ebo
  • Vokal: (Semua anak yang bisa nyanyi)

Pacool

Usai SMP, aku diterima di SMA 1 Denpasar. Panji Astika teman band-ku semasa SMP juga diterima di SMA yang sama mengajak bergabung dalam band bentukannya. Band ini dimaksudkan untuk bisa tampil saat acara-acara musik di SMA saja.. nggak beda jauh dari pola band-ku semasa SMP. Bedanya, band SMA kali ini bukan berada di bawah inisiatif program sekolah. Pada masa ini banyak band-band dan musisi bagus yang kini populer sebagai musisi secara profesional lahir di SMA 1 Denpasar. Sebut saja: Wayan Balawan dan kawan-kawan, Subawa (Gitaris yang kini biasa ngiringin tour artis ibukota kalo manggung di Bali), Bayusutha (63K Band), Oka (Pernah sempat bikin rekaman juga) dan masih banyak lagi. Sebenarnya band yang aku bentuk, nggak pernah punya nama.. tapi Panji selalu bilang nama bandnya: Pacool kepada tiap orang… Band ini bawain lagu Rock yang nge-tren th. 89-an misalnya: lagu-lagunya Skid Row

  • Gitar: Panji Astika
  • Gitar: Deden
  • Drum: Adnyana (alias Nyad2)
  • Kibor: Didi
  • Bass: Ebo
  • Vokal: (aku lupa)

Rhaq-Zell

Ceritanya begini… Pada masa kenaikan kelas 1 ke kelas 2 (SMA) aku bersahabat dengan seorang kawan bernama: Ipur, dikarenakan oleh minat yang sama dalam seni rupa dan musik. Oleh Ipur aku dikenalkan beberapa kawan baru di rumahnya. Mereka adalah persahabatan anak-anak yang tinggal di seputaran Jalan Ratna, Jalan Dahlia dan Jalan Trijata Denpasar. Kebanyakan dari mereka ternyata anak SMA 1 Denpasar juga – tapi hanya tahu atau belum pernah kukenal sebelumnya. Cerita ini berlanjut dengan seringnya aku nongkrong di kawasan ini. Mereka punya band bernama Rhaq-Zell. Nggak jelas mengapa band ini diberi nama aneh. Ironisnya aku kemudian bergabung dalam band ini atas undangan Bawa Pradnyana dan Bebek Soma menggantikan posisi Ipur — ceritanya agak rumit dan kurang jelas buat saya sebagai 'pendatang baru' dalam pergaulan mereka, seingat saya karena ada sedikit "prahara", tapi untung nggak berlangsung lama. Band ini sempat manggung di mana-mana dari Banjar ke Banjar, dari Kampung ke Kampung, keliling Bali deh pokoknya. Kami membawakan lagu-lagu Rock yang tren masa itu, lagu-lagu Twisted Sister, Guns N' Roses dan Slank. Di setiap band yang penah aku bentuk biasanya aku selalu main Bass, baru di band Rhaq-Zell aku jadi gitaris

  • Gitar: Bawa Pradnyana
  • Gitar: Ebo
  • Bass: Bebek Soma
  • Drum: Putu Supadma Rudana
  • Vokal: Suta

F3

Selanjutnya SMA kelas 2. Aku tidak lagi tergabung dalam Pacool tapi masih bersama Rhaq-zell. Aku dan Adink kawan sekelas, di kelas 2Fisika3 (2 F3) diundang kakak-kakak kelas 3Fisika3 (3F3) untuk mebangun sebuah band cover-nya Metallica. Seingatku cuma sempat manggung sekali — pas ulangtahun SMA 1 Denpasar.

  • Gitar: Rama
  • Gitar: Suryawan
  • Drum: (Aku lupa namanya)
  • Vokal: Adink
  • Bass: Ebo

BF

Masa band-band aktif Rhaq-Zel dan F3 berakhir dan akhirnya bubar tanpa konfirmasi. Diduga kuat disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan menurunnya minat para personil akibat kehadiran pihak ke-3 (Banyak yang lebih memilih mengutamakan pacaran, bok!). Akhirnya Ebo dan Ipur bikin band juga. Berangkat dari selera kami yang sama pada The Beatles. Akhirnya kita sepakat untuk membentuk sebuah band yang khusus bawain lagu-lagu The Beatles dibantu kawan-kawan yang lain. Karena kebetulan semua personil berasal dari sekolah yang sama yaitu SMA 1 Denpasar maka kita sering manggung untuk ngisi acara di SMA 1 Denpasar. Namun kita sering juga manggung di luar sekolah. Kami beri nama band ini agak nakal: BF, bukan kepanjangan 'blue film' ya - istilah asli dari bokep, walaupun penamaan ini sengaja demikian dimaksudkan untuk mengundang reaksi orang-orang. Tapi kami selalu menjelaskan bahwa BF adalah kepanjangan dari Beatles Fever. Pada perkembangan selanjutnya band BF berubah konsep karena tidak hanya bawain lagu-lagunya The Beatles saja, tapi juga membawakan lagu musisi lain atas usulan personil lain yang mana agak bertolak dari maksud hati para pendiri. (I hate democracy!) : CCR. Rolling Stones dll (Hai... sebentar. Teman-teman ex-BF ingatkah kalian? kita bahkan pernah membawakan satu-satunya lagu hit Timmy T - tebak lagu yang mana?). Band BF sempat populer sesaat di sekolah gara-gara lagu pilahan kami yang out of date. Band nggak bertahan lama… ketika masa-masa ini usai, diam-diam semangat Beatles Fever masih membara di dalam hati Ebo dan Ipur. Setelah tamat SMA, Ipur ngelanjutin kuliah di ITB. Baru setelah Ipur di Bali lagi, obsesi membentuk band The Beatles kembali lagi, tapi itu cerita lain lagi….

  • Drum: Aan
  • Gitar: Ipur
  • Gitar: Ketut Wiradharma
  • Kibor: Windy
  • Vokal: Cok Surya
  • Bass: Ebo

Caster

BF selanjutnya nggak aktif dalam aktu yang lama. Kadang ada wacana nge-band lagi... tapi entah kenapa, reaksinya kurang greget, didiemin aja... 'Fever'nya sudah sembuh kali... lalu tanpa kesepakatan kami anggap bubar. Aku mengalami masa-masa nggak bermain musik beberapa bulan. Pada masa kekosongan ini aku diajak Bawa (Gitaris band-ku sewaktu gabung bareng Rhaq-Zell) bergabung dalam band yang dibentuk oleh kakak sepupunyanya. Aku nggak lama di sini karena aku cuma ngisi ke-alphaan personil lain yang lagi asyik dengan studinya. (Sorry, aku lupa semua nama personil band ini, jadi nggak aku tulis dulu, aku musti nelpon Bawa buat ngelengkapin bagian ini…)

Nembless

Bersama Caster hanyalah momen sekadar lewat. Suatu hari seorang kawan yang sangat dekat menghubungiku, Teguh (alias Igo - kini doi populer sebagai Igo The Blado) sahabatku namun beda sekolah (SMA 4 Denpasar) menggaetku bergabung bersama band-nya yang telah terbentuk sebelumnya mencoba menjajaki dunia musik di Cafe. Cafe ini bernama: Agung Beach Inn di Kuta dengan bayaran tak seberapa: Rp.5000 per-orang per-malam. Buat kami saat itu sih bayaran nggak penting, sehari habis... lumayanlah buat makan-makan atau memebeli sesuatu yang bisa menghasilkan asap. Yang penting: bisa main di cafe saat pertama. Mengalami saat ini luar biasa . Sekali lagi… Dalam band ini aku menggantikan posisi personil sebelumnya yang non aktif (kurang tahu kisahnya gimana), yaitu si Agusbotax (temanku juga) yang saat itu (mungkin) sedang sibuk kegiatan lain. Padahal dahulu sebelum aku ikutan band ini, band Nembless adalah band menarik karena terdiri dari 5 orang dengan 5 agama yang berbeda, sehingga bisa dijadikan contoh keragaman yang akur pada sebuah band. Nembless berasal dari kata ‘Name Less’ (Gak ada nama). Band ini bawaain lagu2 standar untuk cafe (orang bilang: toporti)

  • Gitar: Teguh Igo
  • Gitar: Leonard
  • Drum: Andy
  • Vokal: Ani Budiani
  • Bass: Ebo

Nightmares

Masa bermain di Cafe habis... masaku di Nembless juga demikian. Aku membentuk band kembali bersama Bawa (dulu bareng Ebo di Rhaq-Zell dan Caster) bersama adiknya: Suta (Rhaq-Zell). Ini band-ku yang punya nama ‘paling seram’, logonya juga seram, pakai onderdil-onderdilnya ’setan’. Kita niru-niru band hair rock masa itu. Band ini terbentuk tahun 1991 membawakan lagu-lagu rock dan heavy metal. Led Zeppelin, Firehouse, Scorpion dan lagu-lagu Elvis Presley dalam aransemen heavy metal. ... ... ... Tiba-tiba ... .... ... datanglah sebuah revolusi (musik). Tentu saja bukan kami penyebabnya. Kami justru ikut terjebak di dalamnya. Revolusi ini bernama: NIRVANA. Suta memperkenalkan lagu-lagu NIRVANA dari album Nevermind untuk kami bawakan dalam band. Kami berani meng-klaim.. kamilah band pertama yang meng-cover NIRVANA di Denpasar. Beberapa bulan lebih awal dari NIRVANA secara nyata membabat selera musik Indonesia seperti yang juga terjadi di belahan dunia lainnya menyebabkan munculnya arus grunge dan musik aternative pada masa-masa berikutnya - sebuah masa yang menyebabkan Hair Rock menjadi klasik. Band kami selalu sukses tampil di manapun dengan sambutan para penonton selalu bagus. Eh, Jangan-jangan NIRVANA populer di Indonesia karena kita yahh… Band The Nighmares masih eksis setelah aku lulus SMA lalu kuliah, kemudian posisi drum yang dipegang oleh Detu Sipit digantikan oleh Moelyadi teman kampus-ku karena Detu Sipit menyatakan keluar dan bergabung bersama Dewata Band. Selanjutnya band The Nighmares benar-benar bubar karena kesibukan perkuliahan.

  • Gitar: Bawa Pradnyana
  • Vokal: Suta
  • Bass: Ebo
  • Drum: Detu Sipit / Moelyadi

Fenomena

Ini band dadakan yang dikordinir oleh Iwan, seorang teman yang kami kenal lewat Suta (Rhaq-Zell dan Nigtmares). Suta meyarankan Iwan untuk mengajak kakaknya dalam band: Bawa (Rhaq-Zell, Caster dan Nightmares), kemudian Bawa mengajak lagi aku. Band ini dibentuk pada awalnya sebagai salah satu pengisi acara malam amal di Batubulan – Gianyar, kampungnya Iwan. Ikut bergabung pula personil lainnya yang baru aku kenal. Malam itu kami tampil di panggung yang salah. Pernahkah menyaksikan sebuah band yang dilemparin penonton lalu dipaksa turun panggung? Ya demikianlah situasi kami saat tampil malam itu. Para penonton adalah audience lagu-lagu pop Bali, sementara kami bertingkah kebarat-baratan - Kami baru saja membawakan beberapa bait lagu The Cranberries, tragedi itu lalu terjadi. Kami tidak tahu kalau acara ini telah dikabar-kabari sebelumnya seantero kampung sebagai pagelaran panggung musik pop Bali. Band yang bermain setelah kami adalah band-band Bali. Tepat setelah kami bersedia turun, naiklah Ketut Bimbo yang disambut sukacita gegap gempita dan gemuruh tepuk tangan para penonton. OMG, mereka bahkan tidak peduli pada penampilan biduan wanita band kami yang seksi? Manggung sekali trus bubar, tiada lagi antusias melanjutkan band ini. Setelah band ini bubar aku dan Iwan masih membentuk beberapa band lagi pada tahun-tahun berikutnya dan manggung di beberapa kafe di Sanur. But.. Sorry guys aku lupa nama band dan personilnya…

  • Gitar: Bawa
  • Vokal: Iwan
  • Vokal: Dewi Bola
  • Bass: Ebo
  • Drum: Oka
  • Kibor: (Aku lupa namanya)


Just 40 Minutes Practice

Ada skip yang lebar sebelum bagian ini. Saya mulai jadi anak kampus. Beberapa kali bergabung dengan band-band dengan keperluan sekali manggung lalu bubar. Band-band ini terbentuk di kampus di beragam fakultas. Kegiatan ini juga terjadi di luar kampus. Saya mulai mengenal banyak sahabat-sahabat musisi. Saya masih lebih sering didaulat sebagai pemain bass, walau kadang-kadang jadi gitaris, kadang juga mainin kibor, kadang jadi vokal. Saat ini juga adalah sebuah saat di mana saya memasuki babak baru dalam dunia nge-band. Saya lebih intens hadir sebagai musisi kafe dan memperoleh hasil darinya... untuk itu saya mesti membiasakan diri untuk nge-bir. Hidup saya mulai mirip kalong, lebih lama hidup pas malam hari. Saya sempat menyangka kalau musisi kafe ini bisa menjadi karir saya, bila suatu saat kecintaan saya pada seni rupa tidak berhasil saya raih sebagai sebuah profesi (Untunglah tidak terjadi - I Prefer more as a tukang gambar). Suatu hari terbentuklah sebuah band yang terdiri dari personil anak kampus dari fakultas yang sama. Nama bandnya: "Just 40 minutes practice" - Berempat: Saya, Richoz, Taberi dan Kodrat yang pernah didaulat dalam sebuah festival band sebagai drummer terbaik se-Bali. Nama band: Just 40 minutes practice, nama ini muncul dari candaan kami akibat kurangnya waktu kami latihan akibat kesibukan masing-masing. Bahkan pada saat manggung pertama, kami sempat memakai nama 'Just 15 minutes practice'. Lalu entah gimana ceritanya 15 diganti menjadi 40. Tak pelak nama band kami selalu mengundang pertanyaan MC "Mengapa namanya Just 40 minutes practice?" Jawab kami sesumbar tapi bercanda, "Kami ini band yang hebat! Nggak perlu lama-lama latihan". Beberapa kali kami manggung dan tiap penampilan tergolong sukses. Sering kami tampil diundang menjadi bagian dalam acara yang diadakan oleh radio HOT FM. Radio yang paling populer di Denpasar masa itu. Dengan demikian beberapa kali pula gaung kami pernah berkumandang di radio. Lumayan... berasa artis. Taberi saat itu kurang bisa aktif dalam band karena kesibukan kampus dan lagipula ia sudah memiliki band lain dan sepertinya totalitasnya ia letakkan pada bandnya yang lain. Karena kurangnya kekuatan pada sisi vokal, atas usulan kawan-kawan radio mereka menawarkan Endi salah seorang penyiar HOT FM untuk bergabung. Kami setuju, lalu bergabunglah Endi dalam band ini sebagai vokal utama. Keanggotaanya tidak lama. Endi memutuskan nggak bisa ngelanjutin bergabung terus-terusan bersama kami. Band kami akhirnya dalam format bertiga, di mana Richoz kembali menjadi gitaris sekaligus vokal. Sampai pada suatu event kampus hadirlah Teguh alias Igo The Blado (Dulu bersama di Nembless pegang gitar) naik panggung, ikut bergabung jamming menemani penampilan kami sebagai vokalis. Para penonton terpukau dengan karakter suara Igo. Saat kami turun dari panggung, para kawan menyerbu kami dengan usulan "Mengapa bukan Teguh (Igo) sebagai vokalis?". Belakangan Igo menyatakan kemungkinananya dirinya bersedia bergabung dalam Just 40 minutes practice. Saat itu masih pikir-pikir dan mencoba ikut latihan dulu. Sayang, saat itu para personil Just 40 minutes practice memiliki kesibukan masing-masing dan susah ngumpul. Mungkin perlu ganti nama jadi 'No Practice Ever'. Saya lalu mengusulkan Moelyadi (yang sempat ikutan Nightmares band) untuk menggantikan sesaat posisi Kodrat pada drum. Saat itu Igo jatuh hati pada permainan drum Moelyadi. Moelyadi adalah seorang dummer yang lahir secara otodidak. Demikian pula sebaliknya, Moelyadi sempat menyatakan kekagumannya pada Igo sebagai biduan. Just 40 minutes practice lalu sempat manggung untuk terakhir kalinya di lapangan kampus UNUD dalam personil darurat: Aku, Richoz, Igo dan Moelyadi. Setelah itu kita tidak pernah ngumpul lagi sebagai sebuah band, tak pernah latihan, lalu terlupakan. Pada masa kekosongan ini, aku dan Igo bergabung dalam band lain atas ajakan seorang teman: Ajung sebagai musisi Cafe Ocean Blue – Kuta. Bagian terakhir perihal band bentukan Ajung ini tidak banyak yang aku ingat. Termasuk nama-nama personil lainnya. Jadi aku selipkan saja dulu di sini.. dan mungkin akan ditulis sebagai bagian khusus Setelah ingatan ini mendapatkan konfirmasi. Maafkan saya atas kepikunan ini...

  • Gitar, Vokal: Richoz
  • Bass, Vokal: Ebo
  • Gitar: Taberi
  • Drum: Kodrat , Moelyadi
  • Vokal: Endi / Teguh


Kitakan

Suatu saat Moelyadi mengusulkan pembetukan sebuah band yang baru yang ia beri nama: Kitakan. Ia mengundang diriku tetap sebagai pemain bass. Personil lainnya juga atas pilihan Moelyadi: Igo dan Yani (Dari band reggae populer masa itu: Rhythm Voice). Inilah band dengan kemampuan yang paling maksimal menurutku. Kita sering meng-cover Led Zeppelin dan Red Hot Chilli Peppers. Kita selalu sukses manggung di manapun. Band ini bubar karena Moelyadi dan keluarga memutuskan pindah ke Semarang dan kita nggak berhasil menemukan drummer yang pantas menggantikan Moelyadi.

  • Gitar: Yani
  • Vokal: Teguh Igo
  • Drum: Moelyadi
  • Bass: Ebo
  • additionnal kibor: Kiki Puspita


The Quarrymen

Ini cerita lanjutan setelah lama nggak mainin musiknya The Beatles. Pada tahun 1997. Akhirnya Ipur (BF band) kembali ke Bali setelah menempuh studinya yang nggak kelar di ITB. Saya langsung diajak bergabung dalam band cover The Beatles usulannya. Ipur telah pula mengundang 2 musisi bersaudara: Sandhy dan Wandhy ikut bergabung dalam band. Bersama mereka, kita ber-empat akhirnya membentuk band yang benar-benar The Beatles. Sekali lagiii.... Benaaaar-benaaar hanya bawain lagu-lagu The Beatles! Say No to Timmy T! Mari kita tiru habis The Beatles! We Are the second The Beatles! -- -- kecuali Ebo nggak pernah bisa meniru gaya Sir Paul Mc Cartney pegang Bass kidal. Dalam band ini kami menonjolkan paduan suara yang rumit berkat pelatihan dari Sandhy. Band ini kami namakan: The Quarrymen. Bila anda tahu sejarah The Beatles, The Quarrymen adalah nama band The Beatles pada masa-masa awal, jauh sebelum nama band mereka berubah-ubah lalu berakhir menjadi The Beatles. Band kami sering manggung di mana-mana.. susah diingat di mana saja. Yang pasti band ini pernah memenangkan Juara I (Pertama) festival Band se-Bali yang ber-tema 60'an. Band ini bertahan cukup lama. Lebih dari 10 tahun. Akhirnya perlahan-lahan menjadi vakum ketika para personil satu persatu memutuskan totalitas "Main rumah-rumahan" membentuk keluarga dan mencoba menempuh karir yang tampak lebih real di mata mertua. Real Job for The Real Love!

  • Drum: Wandhy
  • Gitar, Vokal: Sandhy
  • Gitar, Vokal: Ipur
  • Bass, Vokal: Ebo

Funk-Zleb

Kawan-kawanku musisi satu persatu mulai beralih secara serius untuk meng-uang-kan kapasitas mereka sebagai musisi. Aku sendiri sejak 1998 lebih banyak bergaul di Kuta. Kita ngebentuk band dari kafe ke kafe di Kuta dan mulai menabung untuk memenuhi kebutuhan tertier kami: Cafe Tapas, TroppoZone, Balirock, G-land, Santa-Fe dan banyak lagi…. Dari namanya ketahuan kalau kita lebih banyak bawain lagu Funky. "Zlep" adalah bagian nama yang keren (bukan?) atas usulan pelukis Wahyu Wijaya (almarhum) yang terinspirasi dari suara-suara komikal yang sering dihasilkan dalam buku cerita 'action' stensilan populer masa lalu 'Eni Ero'.

  • Gitar: Ndang
  • Drum: Bang Aya
  • Saxophone: Donald Lolot
  • Bass: Ebo Vokal: Rino

BMajor7

Sejak tahun 2001 aku bukan musisi kafe lagi, aku sempat bekerja pada berbagai ragam perusahaan advertising dan koran. Kini aku membangun sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan media. Aku ‘menampung’ para kartunis. Setiap bulan kami menerbitkan majalah BOG-BOG Bali Cartoon Magazine. Namun disela-sela kesibukan kami bermain musik. Saat ini bersama-sama kawan-kawan yang tergabung dalam media BOG-BOG dan juga Rotaract Club sempat membentuk sebuah band yang kami beri nama: BMajor7, kita cuma manggung pas BOG-BOG atau Rotaract Club/Rotary Club bikin acara. Setelah ini, kalo aku nggak sibuk lagi.. masih ada rencana untuk sekali-sekali manggung di kafe-kafe… moga-moga Bali makin baik seperti sedia kala….

  • Drum: Robi
  • Gitar, Vokal: Naui
  • Bass: Ebo

Triple O

Bagian ini adalah baris penambahan baru artikel Putu Ebo and Bands versi lama. Karena ternyata pembentukan band masih terjadi lagi. Tahun 2008 di sela-sela kekosongan dari kesibukan, aku dan Ipur membentuk band lagi. Kali ini dengan format trio dengan tambahan seorang teman pada drum. Nama band ini yang merupakan plesetan dari band populer di Bali Triple X dan diberi nama Triple O atau OOO karena kami bertiga berbadan tambun menyerupai huruf O he.. he.. he… . Manggung di acara-acara yang diadakan rumah sakit Denpasar.. gak ada kepikiran rekaman ataupun menjadi profesional karena orientasinya adalah fun dan mengisi waktu…

  • Drum: Chandra Senadipa
  • Gitar, Vokal: Ipur
  • Bass, Vokal: Ebo

1 comment: